this is...


how could you deny him?
hahahh..lebai ya si dita..
gpp deh..
*touch for you, kkooo...

GreenotE




Kerjaan iseng di kelas...

Me and My Recent Drawing




Malem" gambar ini ditemenin....di telepon
xD

Iya Kan?

Disana kamu pasti sedang ingat aku
Karena tiba-tiba disini aku ingat kamu

Attention: Keep Blabbing

Well, keep blabbing

Coz I can’t hear your voice

Coz I turned to red already among the grey

Coz I turned to evil already among the angels

Coz I turned to monster already among the goddess

Coz I turned to sin already among the holy
Coz I turned to good already before u can mean it in between

H.E.L.L

This piece of shit
Hell
This piece of love
Hell
I’ll keep screaming loudly
Hell
I’ll keep coming madly
Hell
U are wonderful
Unforgettable
Unreachable
Untouchable
Unlock able
Hell
This piece of feeling
Hell
This piece of missing
Hell
This piece of losing
Hell
This piece of having
Hell
I’ll keep sneaking quietly
Hell
I’ll keep spying quietly
Hell
I’ll keep loving quietly
Hell
U are wonderful
Unreadable
Uncut able
Unstoppable
Unreachable
Forbidden
Hell


::U took everything while i was mending::

Amin

Tuhan…

Sampaikan rindu ini lewat debu yang dihirupnya

Bisikan asa ini lewat setiap titik hujan yang membasahinya

Teriakan juga rasa sayangku lewat gemuruh yang menyertai hujanMu

Agar dia tahu

Cintaku tak ‘kan luruh

You

You’re mystery
Even tough it’s not worth being so
Even tough it’s not good to think of
Even tough i know it’s not right to let go

Sampai Kapanpun

Sampai kapanpun…
Jangan paksa aku untuk lupakanmu
Untuk lupakan setiap senyum yang sejukkan gelisahku
Untuk lupakan setiap sentuhan yang tenangkan hatiku
Untuk lupakan setiap sudut ceriaku bersamamu

Yang tak tergantikan
Yang tak terimpikan
Yang tak pernah aku mengerti

Kamu tidak sesempurna embun pagi
Tidak secerah matahari
Tidak seindah hujan
Tapi cukup hidupkanku

Membuatku berdiri tegak
Membuatku melihat dunia yang penuh warna
Melihat abu diantara putih-hitamnya

Kamu milikku
Itu satu-satunya hal indah yang tidak ada bandingannya


Untuk suaramu,
sebuah penghantar tidur yang sempurna

Making Love with Colours by Ikkooo



http://www.ikkooo.deviantart.com

thanx to ikkooo for letting me adding this picture in my blog
x)

This Is It




I wish i could send it right in front of your office door

And give you spirit to get through all those shitty days

I wish...

U're wishing it too

Amin

Entah

Kamu malam itu
matanya sayu
Aku malam itu
sedang dalam keadaan yang tidak becus
Lalu setelah itu
Kita sama-sama buka baju
Dan melakukan ini-itu
Entah sadar atau linglung

Kamu malam itu menyentuh semua punyaku
Aku malam itu menyentuh semua punyamu
Lalu setelah itu
Kita sama-sama bangun
Dan pergi ke dapur
Entah sadar atau linglung

Kamu di dapur menggoreng nugget dan sosis
Untuk dua orang
Aku di dapur membuat cappuccino dan roti panggang
Untuk dua orang
Lalu setelah itu
Kita sama-sama duduk di sofa di depan televisi
Dan menonton Oprah Winfrey’s Show

Kamu malam itu membicarakan tentang hubungan kita
Aku saat itu bertanya kembali padamu apa maksudnya
Kamu sambil menguyah nugget berkata,
“Sebaiknya kita menikah saja.”
Aku sambil menyeruput cappuccino berkilah,
“Kamu ‘kan tahu kita masih muda.”
Kamu masih mengunyah nugget
“Saya cukup mapan. Kamu tahu itu.”
Saya menyukai cappuccino
“Saya cukup takut. Kamu seharusnya tahu.”
Lalu setelah itu
Kita sama-sama pergi ke kamarmu
(lagi, untuk yang kedua kali di malam yang sama)
Dan (kembali) membuka baju
Entah sadar atau linglung

Kamu malam itu
Matanya sayu
Aku malam itu
Sedang dalam keadaan yang tidak becus
Dan kita kerap melakukan permainan
Yang itu-itu juga
Setiap malam
Tanpa tahu jawaban
Tanpa punya harapan

Kamu malam itu
Matanya sayu
Aku malam itu
Sedang dalam keadaan yang tidak becus
Lalu setelah itu
Kita saling bunuh
Dan bertindihan tanpa baju melekat di tubuhEntah sadar entah linglung

LOV Something

Enormous love is coming forward
Soldiers
Retreat!
You can never win
It’s unbeatable
Stop this war
You will never win
This enormous feeling
Unstoppable
It’s useless to fight it
Soldiers
Stop
I won this fight already
Before you imagine
How beautiful it will be

So We...

I am a riddle
I let you believe that i really am
Just try to solve me
Coz i believe you can solve me not
So you never can get enough of me
I won’t let you get enough of me
So we can be together as always
Not separated as i used to
With anybody who knows me inside out
So i will never let you solve me
I will never let you
So we never can get enough of each other
So we’ll live as one
Love one another
So we can solve the riddle
Together ever after


hahahaha!
07mei07

Haha!

Saya bingung. Dengan pola pikir teman-teman sebaya saya yang kadang-kadang suka menganggap remeh orang lain padahal mereka sendiri belum tentu benar keadaannya.
Mereka seenaknya menghakimi orang. Dan, sayangnya, itu membuat saya muak.
Saya punya teman yang jungkie, lalu teman saya yang lain yang juga teman dari teman saya yang junkie itu berkata, “Yaah, sebenarnya dia asyik. Tapi gara-gara dia pemakai, jadi malas aja temenan.”
Hell-o???
Who the hell are you??
Orang, menurut saya, tidak bisa dilihat kualitasnya hanya dari dia menghisap ganja atau tidak. Lagipula, teman saya yang seenaknya bicara begitu belum tentu benar, ‘kan? Belum tentu lurus. Belum tentu bersih. Belum tentu...tidak pernah berhubungan dengan para junkie. Bisa jadi dia sirik. Bisa jadi dia tidak punya cukup banyak uang untuk membali ganja. Kasian, deh.
Kemudian ada contoh lain. Saya punya teman yang punya teman orang terpandang. Setiap hari mereka jalan berdua, setiap hari mereka ketawa bersama-sama. Tapi, apa hasilnya? Yang ada teman saya itu sombong bukan kepalang gara-gara punya teman orang terpandang. Dan dia tidak mau menyapa saya. Dia selalu dengan tatapan curios-nya yang menjijikan melihat ke arah saya. Padahal saya sudah ramah. Padahal saya sudah cukup mengenal dia. Tapi, sayangnya lagi, saya salah.
Aaaaah...banyak rasanya orang tipe-tipe tempe seperti itu. Kenapa, sih, tidak toleransi? Kenapa , sih, tidak saling mengerti?
Hahaha!
Ini juga tulisan tentang emosi saya, ya?
Lebih baik kalian tidak usah baca.
Tak apa-apa, sih, kalau memang mau.
Yahhh...
Tapi...
Tanggung akibatnya sendiri.

::hahaha::
13 nov 07

Bisakah?

Saya menggigit kuku.
Gemetaran.
Lalu memeluk lutut.
Sendirian.

Di luar kamar terdengar teriakan.
Di luar kamar terdengar bentakan-bentakan.

Kali ini saya gigit jari.
Telunjuk tangan kiri.
Lalu memeluk guling.
Menahan pening.

Di luar kamar terdengar suara pecahan.
Di luar kamar terdengar teriakan.

Saya mengatur napas.
Mengatur isak.
Jangan sampai terdengar.
Jangan ikut menambah hangar bingar.

Di luar kamar sudah cukup menggelegar.
Di luar kamar sudah penuh kata-kata kasar.

Kemudian saya menghapus air mata.
Menenangkan isak yang sebelumnya melanda.
Masih gemetaran.
Masih sendirian.

Di luar kamar masih menggelegar.
Di luar kamar keduanya masih berkata-kata kasar.

Saya sudah lebih baik sekarang.
Dengan jarum suntik di tangan.
Dengan beberapa tusukan di sendi lengan.

Hingar bingar tidak lagi memenuhi gendang telinga.



21 sept 07...

Bisakah?

Saya menggigit kuku.
Gemetaran.
Lalu memeluk lutut.
Sendirian.

Di luar kamar terdengar teriakan.
Di luar kamar terdengar bentakan-bentakan.

Kali ini saya gigit jari.
Telunjuk tangan kiri.
Lalu memeluk guling.
Menahan pening.

Di luar kamar terdengar suara pecahan.
Di luar kamar terdengar teriakan.

Saya mengatur napas.
Mengatur isak.
Jangan sampai terdengar.
Jangan ikut menambah hangar bingar.

Di luar kamar sudah cukup menggelegar.
Di luar kamar sudah penuh kata-kata kasar.

Kemudian saya menghapus air mata.
Menenangkan isak yang sebelumnya melanda.
Masih gemetaran.
Masih sendirian.

Di luar kamar masih menggelegar.
Di luar kamar keduanya masih berkata-kata kasar.

Saya sudah lebih baik sekarang.
Dengan jarum suntik di tangan.
Dengan beberapa tusukan di sendi lengan.

Hingar bingar tidak lagi memenuhi gendang telinga.



21 sept 07
...korbannya banyak, njing!

Ya

Saya pulang.
Kembali dengan harapan yang pecah belah, dengan tubuh yang kering kerontang.
Tinggal tulang belulang.
Tinggal abu campur arang.
Hitam.
Legam.
Tanpa paham.

Saya sudah sampai, Bu.
Capai.
Saya selamat dalam perjalanan dari kampus ke rumah ini.
Tolong jangan teriak dulu.
Setidaknya tahan sampai saya sudah mandi dan ganti baju.

Saya mau tidur, Pak.
Tolong jangan pukul.
Di dalam, saya sudah cukup lebam.
Hitam.
Legam.

Tolong jangan dulu ya Bu?
Bisa ditahan sejenak, ‘kan, Pak?

Bisakah?


21 sept 07
..bisakah...?

Cuma Itu

Saya mau ketemu kamuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Beri Aku

Berilah aku waktu untuk bisa mengerti pola mu. Berilah aku jawaban agar aku bisa menggambar beberapa bagian untuk menyempurnakan gambar yang dari dulu belum terselesaikan.
Berilah aku setidaknya senyumanmu supaya aku merasa nyaman, setidaknya sampai bentukmu seluruhnya ketahuan, sampai gambar itu terselesaikan.
Tidak terbengkalai.
Tidak berdebu dimakan waktu.
Berilah aku setidaknya sinyal untuk meneruskan perjuangan. Perjuangan untuk menyelesaikan gambar yang tidak pernah usai aku buat sejak kita bertemu sampai sekarang aku tidak lagi mengenalmu.
Berilah aku..setidaknya sedikit pengertian atas sifatku yang mungkin sangat mengganggumu. Yang juga mungkin membuatmu tidak mau lagi mengenalku. Yang membuat dirimu ingin membuatku tidak lagi mengenalmu.
Berilah aku sedikit saja kejelasan.
Dari tiap sentuhan.
Dari tiap kemesraan yang kamu umbar-umbar di awal.
Yang membuatku kesal dengan keentengan perkataanmu yang seolah menyelesaikan semua itu.
Berilah aku setidaknya ruang.
Ruang untuk menampung banyaknya rasa kecewa yang tidak terbendung.
Berilah aku seperdelapan bagian kemanusiawian punyamu.
Tolong, ini tidak semudah itu.



12 sept 07
besok puasa :D

Seandainya...

Saya tidak tahu apa yang saya akan lakukan kalau saja saya tidak duduk berdampingan dengan kamu di atas sofa empuk warna hijau kamar apartemen mahal yang baru saja kamu sewa malam itu juga. Saya tidak tahu apa jadinya klaau malam itu saya dan kamu tidak duduk nerdampingan disana.
Saya haus.
Saya lapar.
Kamu dengan senang hati menawarkan.
Kamu dengan senang hati menyediakan.
Saya tidak tahu apa jadinya malam itu tanpa kamu. Sendainya saya tidak ke klab malam kelas atas malam itu. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya kalau saja saya tidak bertemu denganmu saat itu juga.
Saya linglung.
Saya bingung.
Kamu bersedia tersenyum.
Kamu bersedia menanggung apapun.
Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan malam itu kalau suami saya tahu saya keluyuran sama gigolo kelas atas.
Kamu dengan senang hati menawarkan.
Saat saya sangat lapar.
Kamu dengan senang hati menyediakan.
Saat saya sangat haus.
Kamu bersedia tersenyum.
Saat saya linglung.
Kamu bersedia menanggung apapun.
Saat saya bingung.
Seandainya saja suami saya punya hati seperti kamu. Mungkin saya tidak akan selingkuh.
Seandainya saja suami saya dengan senang hati menawarkan saat saya sangat lapar. Sendainya saja suami saya dengan senang hati menyediakan saat saya benar-benar haus. Seandainya saja suami saya bersedia tersenyum saat saya linglung. Seandainya saja suami saya dengan senang hati menanggung apapun saat saya bingung. Sendainya saja saya tidak memergokinya malam itu, mungkin saya tidak akan ikut-ikutan selingkuh.
21 maret 07
...seandainya saja dia setia, mungkin anak-anak akan lebih bahagia...

Seandainya...

Saya tidak tahu apa yang saya akan lakukan kalau saja saya tidak duduk berdampingan dengan kamu di atas sofa empuk warna hijau kamar apartemen mahal yang baru saja kamu sewa malam itu juga. Saya tidak tahu apa jadinya klaau malam itu saya dan kamu tidak duduk nerdampingan disana.
Saya haus.
Saya lapar.
Kamu dengan senang hati menawarkan.
Kamu dengan senang hati menyediakan.
Saya tidak tahu apa jadinya malam itu tanpa kamu. Sendainya saya tidak ke klab malam kelas atas malam itu. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya kalau saja saya tidak bertemu denganmu saat itu juga.
Saya linglung.
Saya bingung.
Kamu bersedia tersenyum.
Kamu bersedia menanggung apapun.
Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan malam itu kalau suami saya tahu saya keluyuran sama gigolo kelas atas.
Kamu dengan senang hati menawarkan.
Saat saya sangat lapar.
Kamu dengan senang hati menyediakan.
Saat saya sangat haus.
Kamu bersedia tersenyum.
Saat saya linglung.
Kamu bersedia menanggung apapun.
Saat saya bingung.
Seandainya saja suami saya punya hati seperti kamu. Mungkin saya tidak akan selingkuh.
Seandainya saja suami saya dengan senang hati menawarkan saat saya sangat lapar. Sendainya saja suami saya dengan senang hati menyediakan saat saya benar-benar haus. Seandainya saja suami saya bersedia tersenyum saat saya linglung. Seandainya saja suami saya dengan senang hati menanggung apapun saat saya bingung. Sendainya saja saya tidak memergokinya malam itu, mungkin saya tidak akan ikut-ikutan selingkuh.
21 maret 07
...seandainya saja dia setia, mungkin anak-anak akan lebih bahagia...

Aku Benar-benar Mau

Aku benar” mau meninggalkanmu!
Camkan itu
Aku serius!
Aku benar” mau menjadi orang sibuk yang sampai tidak punya waktu untuk mengirim pesan
Untuk menelepon
Untuk sekedar memastikan kalau aku masih ada untukmu

Aku benar” akan meninggalkanmu!
Aku serius
Camkan itu!
Aku benar” mau membiarkanmu berjam-jam supaya tahu betapa sakitnya menunggu
Betapa menyebalkan dan menjijikannya menjadi seorang yang rapuh
Betapa membosankannya menjadi orang yang belum bisa menepis rindu

Aku benar” akan pergi darimu!
Aku serius!
Camkan itu!
Aku benar” mau terbang jauh pakai pesawat, berhujan-hujanan, main arung jeram, jatuh sakit
Supaya kamu hanya bisa mengkhawatirkan
Supaya kamu tidak bisa melakukan apapun selain mengirim pesan singkat dan menelepon
Sementara aku sibuk dengan urusan administrasi rumah sakit

Aku benar”muak dan akan benar” meninggalkanmu!
Camkan itu!
Aku serius!



8 maret07
hectic.panic.shit

Mampus Lu!

Mampus, Lu!
Suruh siapa menunggu? Saya bilang juga kamu harusnya pergi dari ambang pintu. Saya bilang juga harusnya kamu menjauh dari situ.
Mampus Lu!
Lain kali dengar apa yang saya suruh. Lain kali pasang telinga karena dalam kasus ini kamu yang butuh. Suruh siapa jadi dungu begitu?
Mampus Lu!
Saya bilang juga apa. Harusnya kamu cepat-cepat pergi kesana. Harusnya kamu mau berepot-repot ria menunggui istri melahirkan. Daripada disini menciumi paha saya. Daripada disini merabahi apa yang tersembunyi di balik celana dalam dan bra saya.
Mampus Lu!
Makanya, jangan asal bercinta. Makanya jangan asal memasukan apa yang tersembunyi di balik celana dalam kamu ke sesuatu yang tersembunyi di balik celana dalam saya. Makanya saya bilang kamu pergi dari ambang pintu. Makanya saya bilang kamu lebih baik ke rumah sakit menunggui istri yang lebih membutuhkan kamu. Daripada bercinta sama perempuan penyakitan yang baru kamu kenal di restoran cina saat rapat dana kemarin malam.
Mampus Lu!
Saya bilang juga apa. Saya terinfeksi. Saya rugi. Kalau sekarang. Kamu yang lebih rugi
Mampus Lu!
Saya bilang juga apa.Saya sebentar lagi mau mati.Saya sudah bilang saya penyakitan. Tapi kamu tetap memaksa mau bercinta. Ya sudah saya turuti maunya si pria yang tidak mau berepot-repot ria.
Mampus Lu!
Saya sebentar lagi mau mati.Kamu sebentar setelah sebentar lagi menemani.
Mampus lu!
Suruh siapa merasa gagah setelah mencumbui perempuan gila. Saya bilang juga apa.
Mampus Lu!!!
11maret07

Anjing!

Basah, deh.
Baju saya basah. Bantal saya basah. Seprei saya basah. Bukan gara-gara sperma tapi gara-gara air mata. Walaupun saya PSK bukan berarti saya kehabisan stok air mata.
Saya sedang berada di ruangan kotak sempit yang gelap. Biasanya saya tidak disini. Biasanya, jam 12 malam begini saya sedang asyik meladeni tamu-tamu yang kebanyakan sudah beristri. Kebanyakan dari mereka bilang, hidup mereka terlalu singkat kalau tidak dipakai bersenang-senang. Kata mereka juga, istri dan anak butuh banyak tanggungan yang membuat mereka mesti banyak keluar uang, bahkan kadang-kadang ngutang. Jadi, mereka lebih memilih untuk bersenang-senang dengan perempuan jalang daripada mesti keluar uang atau berhutang tanpa mendapat kesenangan dari jalang. Tolol memang.
Suatu hari saya melihat seorang tamu di ambang pintu. Cahaya remang-remang membuat saya sulit mengenalinya dari jauh.Sampai akhirnya, si mucikari memanggil saya untuk sabar menunggu si tamu sampai kamar. Betapa terkejutnya saya saat melihat wajah binatang mengerikan dengan seringai di tepi bibirnya yang seolah siap menerkam saya dan menggigit serta meremas payudara saya di bawah tubuhnya. Kembali wajah itu memberikan seringai yang membuat wajahnya lebih menjijikan dari tahi anjing. Saya ingat, dia yang membawa saya kesini, atas keinginannya. Karena katanya, saya cukup memuaskannya berkali-kali. Jijik. Anjing!
Saya takut. Saya kalut. Saya tidak bisa memainkan permainan yang saya mainkan berkali-kali di kamar remang-remang ini. Di otak saya, saat dia mulai aksi yang tidak-tidak, saya bersetubuh dengan anjing. Anjing!
Langsung tersirat di benak saya, malam dimana dia dengan wajah tahi anjingnya menghampiri saya di kamar. Dalam keadaan sepenuhnya sadar. Kemudian dia menerjang, menggulingkan, menindih, menguda-ngudai, menodai, menindih, menerjang, menggulingkan, bahkan mencekik saya. Kesana kemari. Berkali-kali. Sampai saya setengah tak sadarkan diri. Berkali-kali.
Seperti yang dia lakukan malam ini.
Dua tahun lalu, saya tidak bisa apa-apa karena saya cuma setengah sadar. Tapi, malam ini, saya benar-benar sadar akan apa yang si wajah tahi anjing itu lakukan. Anjing!
Si binatang sialan itu. Saya tidak tahan. Saya ambil botol minuman yang tergelatak di sebelah jambangan. Saya pecahkan. Saya tusukkan. Saya berkali-kali merusak, merobek, membanting tubuh si wajah tahi anjing yang penuh darah itu. Merusak. Merobek. Membanting. Tusuk! Robek! Banting!
Anjing!
Itu sebabnya sekarang saya disini. Di ruang kotak gelap sepi. Sendiri. Membasahi baju. Membasahi bantal. Membasahi seprei. Bukan gara-gara sperma pelanggan-pelanggan saya. Tapi, gara-gara air mata. Air mata gara-gara saya lupa. Masih ada anak haram dan ibu saya di luar sana. Yang sama-sama menangis dan mengutuki si jalang yang ada di bui.
Anjing!
11maret07

For You Only

My love goes bigger everyday
And it always runs to u
To a person who i don’t know who he is before
Who i adore too much
Who i’ve been waiting for so long

I know dat i’m nothing for somebody else but
I know i mean something to you
That’s why i feel fit to live
Dat’s why i always try not to let my self cry
Coz i know dat i mean something at least for u!

I wanna hug u
While u’re weary and feel tired facing all sh*tty things in your day
When u feel u don’t want to do anything else but take me to your leaps
When you feel your day is no longer filled with happiness

I wanna be there
Coz i can feel you’re needing me right now
And i know i love u too much
That’s why i wanna be there
Wherever you are

Take me with you
To a placewhere we don’t need any clock to wind
Where we don’t need any voice to whisper
Where we need nothing else but ours

Take my whole with youJust take my whole with you

Assiiiiiiiikkkkkkkkkkk.....!!!!!!!!

Rasanya senang sekali
Setelah saya mengetik banyak tentang kamu
Yang makin hari
Makin saya benci

Rasanya sungguh nikmat
Setelah saya selesai mengelap
Luka yang kamu buat
Yang sekian lama masih melekat

Sungguh rasanya ampuh
Meluapkan kekesalan dengan membasuh
Wajah yang penuh peluh
Dengan darah orang yang saya bunuh

::makan aja sekalian dagingnya::
13 nov 07

I...

I’m sorry...
I don’t like you
I’m sorry...
Coz your point of view
I’m sorry...
It’s because of your perfume
I’m sorry...
It’s not because you like a plum
I don’t care
Whether you like peach or bitch
I don’t care
Whether you smoke cannabis or use LSD
I really don’t care
Whether you like me or not
But I really am sorry
I hate you.


::just wait and see::
13 nov 07

Iya?

Harusnya saya bilang dulu, ya?
Kalau saya mau melihat kamu lama-lama dari jendela kelas di lantai tiga.
Harusnya saya kirimi kamu pesan dulu, ya?
Sebelum saya mengajakmu pergi ke satu tempat dimana ternyata kamu sudah keburu janji dengan orang lain yang akhirnya tidak bisa kamu tepati.
Harusnya saya permisi dulu, ya?
Kalau saya mau ambil foto kamu diam-diam dari jauh.
Harusnya saya minta izin dulu, ya?
Kalau saya mau menyimpan memori-memori saya tentang kamu jauh di lubuk hati yang tak tersentuh.
Haruskah sekaku itu menghadapi seorang kamu yang lucu dan menyenangkan?
Yang sangat banyak punya stok lagu-lagu bagus di i-pod.
Yang sangat banyak punya stok ganja yang disembunyikan di bawah pot.
Haruskah sampai sebegitunya?
Haruskah saya bilang, “Saya mau foto kamu.”
“Eh, besok kita jalan-jalan, yuk?”
“Boleh saya lihat kamu lama-lama dari lantai tiga?”
Ayolah...
Tolong jangan siksa saya dengan syarat-syarat yang tidak masuk akal itu.
Walaupun saya tahu dia sangat membenci saya, atau mungkin perempuan lain yang bersikap seperti saya, tapi kamu jangan terbawa-bawa sama dia. Ya?
Pokoknya, saya akan meneruskan aksi saya selama yang saya suka.
Kalau dia marah, biarkan saja.
Toh kamu juga memang sudah tidak tahan menghadapinya.


22 oct 07

FRS

Betapa ingin aku menyentuh tanganmu
Yang bergerak kaku
Yang tak pernah mau menyentuh tanganku

Betapa ingin aku bersandar di pundakmu
Sebentar
Barang semenit dua menit
Untuk merasakan betapa nyaman
Betapa membahagiakannya seorang aku
Yang bisa menyandarkan kepalaku di pundakmu

Betapa ingin aku
...
...
Betapa inginnya aku...



11juli07
ahh..frs frs

Mmm...

Saya tidak bisa memulai mengarang cerita. Mata saya berair. Pandangan saya kabur. Saya terus-terusan menahan tangis. Banyak hal yang tidak bisa saya ungkapkan disini. Terpendam di dalam. Sampai akhirnya meluap seperti tsunami yang menumbangkan banyak orang di kemudian hari.
Saya mau mengeluh tentang ini itu. Saya tidak memedulikan apa yang terjadi di sekitar saya. Saya egois.
Ah. Persetan. Saya hanya mau menangis.

13mei07

Eksistensi

Biarkan aku hidup selamanya sebagai milikmu
Biarkan aku menjadi orang satu-satunya yang berada di sebelahmu, di tempat tidur yang sama saat kamu terbangun
Biarkan aku menjadi perempuan yang tidak lagi dipenuhi rasa takut akan kehilanganmu
Sayang, biarkan cincin ini terus menghiasi jemariku
Sampai rambutku memutih
Sampai kakiku terasa cepat meletih
Sampai pandanganku tidak terlalu jelas lagi
Kalau kamu tidak mau
Setidaknya
Biarkan aku menyimpan rasa ini
Sampai aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi
Setidaknya
Biarkan aku terus menjadikanmu sumber inspirasi
Konspirasi
Eksistensi
Semua
Apapun
Aku benar-benar mau
Menjadi bagian dari dirimu
Apapun bentuknya itu
Terserah yang kamu mau
Karena aku
Masih sulit dan tetap tidak mau
Membayangkan
Masa tua saat ku merapuh
Tanpa kamu

14maret07

?

Tanda tanya besar untuk cinta yang aku punya
Tanda tanya lebih besar untuk cinta yang dia rasa
Tanda tanya besar untuk cinta yang dia punya
Tanda tanya lebih besar untuk cinta yang aku rasa

Tanda tanya besar untuk pertanyaan
‘ini cinta siapa?’
Tanda tanya yang lebih besar untuk pertanyaan
‘ini rasa punya siapa?’

Tanda tanya besar untuk pertanyaan
‘apa dia punya cinta?’
Tanda tanya yang lebih besar untuk pertanyaan
‘apa dia juga punya rasa yang sama?’

Tanda tanya besar untuk cinta yang kami punya
Tanda tanya lebih besar untuk pertanyaan
‘ini cinta macam apa?’

14maret07

Lembayung Bayu

“Aku baru sadar namamu adalah bagian dari namaku,” kata perempuan itu dengan nada girang yang tak terkira. “ Ternyata bagus juga namaku.”
“Lembayung? Bayu? Bagus?” tanya pria yang katanya namanya adalah bagian dari nama dia dengan nada dingin yang jauh dari ramah.
“Bayu, kamu memang tidak bisa senyum?”
“Lembayung, kamu memang tidak bisa diam?”
Lembayung tidak peduli. Ia bersikeras bahwa nama mereka akan berarti suatu saat nanti. Ia benar. Setidaknya ia pernah merasa perasaan itu menjadi sesuatu yang benar-benar benar.

“Bayu, kamu suka musik apa?”

“Lembayung, kamu suka baca novel?”

“Bayu, kamu bisa trigonometri, ‘kan?”

“Lembayung, sini., aku ajari Fisika!”

“Bayu, kamu sudah sarapan?”

“Lembayung, mau makan siang bersama?”

“Bayu, nanti malam aku telepon kamu.”

“Lembayung, besok kita nonton, yuk?”

“Sayang, aku sedang dengar musik jazz seperti biasa. Kamu sedang apa?”

“Cinta, aku sedang membaca novel Seno lagi. Kamu sedang apa?”

“Aku sedang bingung sama skripsi, nih. Kamu bisa bantu aku disini, tidak?”

“Cinta, nanti aku pinjami salah satu buku untuk referensi skripsimu.”

“Sayang, aku sudah membuatkanmu sarapan.”
“Cinta, aku sedang makan siang dengan klien kantor.”

“Sayang, nanti malam aku mau arisan sama teman-teman SMA.”

“Cinta, besok aku ada rapat lagi sampai pagi.”

“Sayang, besok aku reunian sama teman-teman SMP.”

“Cinta, besok kita makan malam bersama, ya?”

“Sayang, hari ini kita harus mengukur baju.”

“Apa kamu bersedia, Lembayung tercinta?”

“Aku bersedia, Bayu tersayang.”

Cincin sehidup semati itu melingkar di jari menis masing-masing tangan kiri.

Kalau Saja Dia Tahu

Kalau saja dia tahu, mungkin dia akan diam. Mungkin dia akan lebih memilih diam daripada bercerita tentang perselingkuhan yang dia lakukan. Mungkin dia akan lebih memilih diam daripada bercerita tentang nyamannya dia memegang tangan orang lain yang bukan haknya sama sekali. Dia akan lebih memilih diam daripada harus bercerita tentang nikmatnya menggigit, nikmatnya mgnulum bibir dan lidah orang lain. Mungkin dia akan lebih memilih diam daripada harus bercerita betapa senangnya dia bisa meremas, bisa menjilat payudara perempuan lain. Sementara istrinya menunggu di rumah. Sementara istrinya tetap duduk di atas kursi meja makan walau makanan sudah dingin dan lilin yang dinyalakan sudah padam.
Kalau saja dia tahu, mungkin dia akan diam. Mungkin dia akan lebih memilih diam daripada menceritakan betapa manisnya perempuan itu, betapa bibir merah tanpa gincu itu menghantuinya di sela-sela makan siangnya. Mungkin dia akan lebih memilih diam daripada bercerita tentang bangganya dia berhasil meniduri perempuan itu, betapa bangganya dia yang berhasil menyingkirkan beberapa saingan untuk mendapatkan kenikmatan aroma tubuh memabukkan milik perempuan itu.
Kalau saja dia tahu, mungkin dia akan lebih memilih diam daripada menceeritakan betapa dia membenci istrinya, betapa dia tidak suka jenis lingerie yang dikenakan istrinya di setiap malam yang mereka lewati, betapa dia tidak suka memikirkan apa yang terselip di dalam bra merk terkenal yang dipakai istrinya setiap kali mereka mau bercinta, betapa dia tidak suka jemarinya menjelajahi tubuh perempuan yang tidak pernah bergairah di tenpat tidur itu saat rembulan datang sampai waktu shalat subuh datang.
Kalau saja dia tahu, mungkin dia akan diam. Mungkin dia akan lebih memilih diam daripada menceritakan betapa ini...betapa itu.. tentang perselingkuhannya dengan perempuan lain terhadap saya, seorang wanita rekan kerjanya yang memang wanita.Mungkin dia akan lebih memilih diam, kalau saja dia tahu... Saya itu kekasih istrinya.

Dia

Lelaki itu tidak setinggi lelaki idamanku. Dia juga tidak jago bermain basket seperti mantan kekasihku atau setampan ‘atlet-atlet’ yang biasa bermain di lapangan basket sekolahku. Dia hanya dia dan aku hanya aku yang tidak tahu apa-apa. Tentang cinta yang tiba-tiba menghunus, mencabik dan mengeluarkan semua isi perut kami karena muak menunggu suatu pasti.

Aku memegang tangannya seerat dia memegang tanganku. Yang aku tahu, ada dua pasang mata yang menunggu kami di seberang sana. Tapi tidak sampai dihunus, dicabik dan dirobek perutnya sampai semua isinya keluar karena mereka muak menunggu. Kami harus pulang ke sepasang mata yang berada di tempat yang berbeda. Kami tidak seharusnya ada disini berpegangan tangan, berpelukan , dan bertukar ciuman sementara dua pasang mata tadi terus menanti. Tapi mereka tidak merasa dihunus, dicabik, dan dirobek perutnya sampai semua isinya keluar karena mereka muak menunggu.

Kami hanya berpandangan tanpa kata-kata. Sesekali dia mengelus rambutku dan mengomentarinya. Dia adalah pemuja yang sangat setia. Satu-satunya pria yang tidak peduli betapa lusuhnya aku. Satu-satunya pria yang tidak pernah peduli betapa cantiknya aku. Dia, sekaligus salah satu dari sekian banyak orang yang tidak peduli betapa hancurnya aku karena cinta yang tiba-tiba menghunus, mencabik dan mengeluarkan semua isi perutku karena aku muak menunggu.

Dia melucuti pakaianku dan aku pasrah di bawah tubuhnya. Sesekali dia menciumku. Matanya penuh akan ketidapuasan saat itu. Begitu juga aku. Karena cinta yang tiba-tiba menghunus, mencabik dan mengeluarkan semua isi perutku karena kami muak menunggu.

Sampai kapan kita akan membiarkan sepasang mata itu menunggu, tanyaku di sela-sela sentuhan bibirnya.
Sampai mereka merasakan cinta yang menghunus, mencabik dan mengeluarkan semua isi perut mereka karena mereka muak menunggu, jawabnya di sela-sela pelukanku.
210306

Mau Curhaaatttt

Ya, ya. Seperti judulnya: Mau curhat. Memang saya sedang mau curhat. Apa ngegosip, ya? Ah, apalah. Jadi...begini.
Hahahaha! Belum memulai saja saya sudah mau ketawa saking senangnya.
E-Ehm!
Jadi begini. Hari ini adalah hari pertama saya masuk kuliah kembali setelah libur Lebaran cukup lama, mm...sekitar dua minggu, lah. Otomatis, saya tidak bertemu si lelaki yang saya mau ceritakan sekarang. Dan tadi, di awal hari saya memulai kuliah. Saya melihat dia!!! AAAAA!!!! Senang sekaliii!!!
Mmm...apa? Namanya? Mau tahu namanya?
Jangan, ah. Saya tidak mau menyebutkannya. Nanti ketahuan, deh.
Apa? Ciri-ciri fisik?
Okay.
Dia itu......
LUCU!!!!
Hahahaha! Sampai saya tertawa betulan di depan monitor komputer saya.
Jadi, tadi saat awal saya dan dia berpapasan, dia langsung mengomentari rambut saya yang baru saja saya potong – ini potong rambut gagal sebenarnya. Aaaahhh...saya sampai bingung mau mengetik apalagi!
Aduuuuhhh...
Intinya itu,deh! Saya sangat senang hari ini. Saya bisa ketemu teman-teman, ngegosip lagi, suntrung-suntrungan kepala, nyubit-nyubit pipi tembem teman-teman saya, dan....KETEMU SI LUCU!!!!
Hihihi...saya masih ingat ekspresi wajah dia, terus cara bicaranya yang...BOOM! Langsung menyihir saya tepat pada sasaran, terus suaranya, bibirnya, wajahnya, mata...AAAAHHH!!!!!
Jangan bilang saya sedang jatuh cinta. Jatuh cinta sama seorang pria?? Aduuuhhh......ini bukan cinta, ‘kaaann?? Saya Cuma nge-fans kok sama dia.
“Sayang, cepetan dong!!” Saya terhenyak dari lamunan tentang Si Lucu setelah mendengar suara lembut dari bawah.
Saya tertegun mendengar suara lembut itu. Tak lama kemudian, saya mendengar derap langkah yang mendekat, saya menengok ke sumber suara.
Napas saya sempat terhenti. Tuhan, dia cantik sekali, batin saya terus mengulangi puja-puji. Si Cantik kemudian berjalan mendekati.
“Kamu sedang ngetik apa?” tanyanya dengan suara lembut yang sungguh menggoda.
Saya cepat-cepat menyimpan hasil ketikan saya di...dimana tadi, asal tekan icon “yes” saja.
Saya tersenyum, kemudian menggelengkan kepala. Saya berdiri di hadapan perempuan cantik itu.
“Kamu lama.”
“Iya, maaf,” saya membalas singkat. Aroma parfumnya yang lembut menusuk hidung memacu adrenalin saya. Saya tidak bisa menahannya. Saya mendekatkan bibir saya ke bibirnya.
Siang itu sepulang saya kuliah, saat saya dan dia bolos rapat himpunan, menyengajakan diri singgah di rumah ini. Di rumah saya yang kosong sepi.
Aroma parfumnya masih memenuhi kepala saya. Saya menciumnya lebih lama. Dia membalasnya dengan mesra. Tidak peduli sudah telah ke acara ulang tahun Rini.
Tidak peduli saya masih berantakan dan belum mandi tadi pagi, tidak peduli aroma parfum dia yang sekarang agak membuat pusing, tidak peduli akan kancing bajunya yang sudah tidak tertutup lagi, tidak peduli akan kemeja saya yang perlahan dia lucuti. Lagi-lagi tidak peduli. Walau payudara kamu bertubrukan berkali-kali.

Waktu

Semenit dua menit di telepon

Sudah cukup buat saya

Mendengar suaranya

Mengembalikan saya untuk terus mengingatnya

Sungguh menyenangkan

Memiliki dan dimiliki dia


::aaaarrrgggghhhhhh!!!!!!!missssss hiiiimmmmmmmmmmmmm::

Sekarang

Baru saja dia telepon
Sayang sungguh senang
Saya sungguh girang bukan kepalang

Jadi lupa sama nila GTA yang di bawah 5
Jadi lupa sama beberapa nilai merah

Baru saja dia bilang 'muach'

Baru saja saya membalasnya

Sungguh membuat saya utuh

Dia membuat saya utuh

Huh?

Saya..tidak ada secuil bagian pun dari diri saya yang berharga untuk kamu
Saya sungguh tahu dengan jelas kamu tidak terlalu mau tahu tentang itu
Tentang secuil bagian penting yang ada pada diri saya
Tentang saya yang ingn kamu peduli akan bagian penting itu
Walaupun secuil...
Tidakkan ada yang berharga?
Untuk dipertahankan
Untuk dilirik walau dengan tatapan menjijikan
Saya hina
Bukankah kamu juga?Saya tidak punya apa-apa
Bukankah awalnya kamu juga?

5des07
::siditalagisukasamaaaa::

Juli

Melingkar
Berputar
Membuat saya pening
Membuat saya pening
Lingkaran
Tak Usai
Coretan
Pusaran
Tak ada garis lurus
Saya lemah tak terurus
Bulat
Utuh
Pekat
Meluruh
Saya bingung
Saya tak punya bentuk jelas
Tak ada gravitasi
Tanpa resolusi
Ah...


11 Juli 07

Betapa

Dalam hening aku menimang asa yang tak terucap. Aku bersenandung tanpa suara dalam hati yang kerap berharap. Air mata yang selalu ku sengaja bendung. Percakapan yang kian hari semakin aku hindari. Dalam hening juga aku merasa lebih mudah untuk berbicara denganmu, cinta. Akan percakapan-percakapan hati yang aku buat sendiri. Akan angan-angan yang semakin hari membuatku ingin berkhayal lagi.
Aku terlalu takut kamu pergi kalau aku bicarakan semua harapan, semua angan. Betapa aku ingin selalu memegang tanganmu saat aku merasa lelah mengurus rapat himpunan dan kemudian harus melewati malam panjang tanpa belaian. Betapa aku ingin berada dalam pelukan hangat penerima segala yang ada padaku saat aku merasa tugas-tugas kuliah makin menumpuk, terbengkalai tak karuan di atas meja makan. Betapa aku ingin merasakan kecupan-kecupanmu di pipi, bibir, dan leherku sebelum memulai hari yang panjang dan melelahkan.
Dalam hening, cinta. Aku merasa aku lebih mudah untuk mengutarakan semua asa, tanpa takut kamu akan pergi begitu saja. Betapa di setiap doa aku selalu meminta agar dapat menjadi milikmu seutuhnya. Menjadi orang yang senantiasa bangun pagi dan membuatkan kopi lalu mencium keningmu setiap kamu memulai hari. Betapa aku ingin kamu memperhatikanku dari balik jendela kamar kerja saat aku menyiram bunga-bunga indah yang bermekaran di halaman. Betapa aku ingin dirimu terus berada dalam pengharapan yang sama. Betapa aku sangat ingin menjadi milikmu seutuhnya.
Mengetik ini, dalam hening, cinta, aku menangis. Betapa banyak kata yang tak terucap. Betapa banyak harapan yang meluap. Betapa banyak. Betapa tak terhingganya. Betapa tak tertahankannya.
Dalam hening, cinta. Aku perlahan mengetuk hatimu yang tak kunjung meluruh. Sekaligus, aku menyerah dalam cinta yang kian menyeluruh. Sungguh.
Betapa aku sangat mencintamu yang sama sekali tak tersentuh.

21maret07

Jangan Pernah

Jangan pernah kamu pulang padaku
Karena sudah sangat sulit untuk menemukan jalan pulang menujumu
Yang tak pernah bisa ku temu
Walau telah ku susuri setiap hutan bambu
Walau sudah aku sambit setiap ragu yang memburu
Jangan pernah kamu pulang padaku
Karena sudah setengah mati mencari jalan kembali padamu
Yang tak pernah bisa aku temu
Walau telah ku tapaki jalan berlumpur
Walau telah ku injak rumput hijau dan daun gugur
Walau sudah ku kitari area tanya tanpa jawaban jujur
Jangan pernah kamu pulang padaku
Karena hati ini sudah mengemban beban berat
Sebagai kekasih yang kerap menahan pertemuan dengan penat
Sebagai kekasih yang setiap kali menangis hanya bisa mengumpat
Sebagai kekasih yang tidak pernah bisa memurnikan cinta yang berkarat
Jangan pernah kamu pulang padaku
Karena di jari manisku yang sudah keriput
Sekarang dilingkari oleh cincin platina dari orang yang senantiasa menjemput
Dikala aku berada dalam kegilaan yang tak lagi dapat diurut

06april07
::kasian amat, sih::

Sayang...

Sayang
aku buTuh ruang
bukan uang
bukan huTang
bukan kuTang
bukan mr.p yg tegak menghadang saat aku sedang garang menindihmu di ranjang

sAyang
aku bUtUh waktUmu
aku buTuh ruang tunggu
aku bUtUh suaramu
aku bUtUh pnjLsnmu
aku bUtUh cintamu
bukan janji
bukan kata manis stiap hari
bukan pesan yg isinya lirik lagu jiplakan
bukan cuma mmberi
tapi ikt brtggung jwb mnrima rsiko pmbrianmu

sayAng
aku msuk angin
sekarang bersin"
gara"kehujanan di bAwah pohOn beRingin
gara"hanya tidur berseLimuT kain
gara"ingaT kamu yang berangsur"mendingin

sayang
sayang
sayang..
kenapa aku malah membiarkan mr.p mu tegak menghadang saat kita sedang garang di ranjang,Bukannya pulang ke si empunya kuTang sekaligus si empunya cincin yg aku pakai di jari manisku sekarang?

9maret07
di ‘gerbong kereta’

Aku Disakiti!

Aku disakiti !
Tercabik-cabik sampai ke hati
Terpedih-pedih sampai mau mati
Terperih-perih merintih lirih

Aku disakiti !
Sampai jalan sempoyongan
Sampai kepala terasa habis dibenturkan
Sampai kaki tangan tidak bisa lagi digerakkan

Aku disakiti !
Sampai jiwa haus akan cinta
Sampai telinga haus akan kata
Sampai sampai yang terus ada

kabur

Bagaimana bentuk kamu yang senantiasa kamu sembunyikan dari saya?
Berikan saya sedikit petunjuk saja
Supaya ada sedikit gambaran
Tentang kamu yang sungguh-sungguh samar di pandangan

Satu hal yang perlu kamu tahu

Pandangan kabur itu sungguh-sungguh menganggu



11mei07
bayangin aja kalau pandangan lw kabur
mengganggu?